Beranda > Tidak Dikategorikan > Seks Kilat Dengan Teman Kantor

Seks Kilat Dengan Teman Kantor


Di kantor itu aku baru diterima sebagai pegawai tetap, sebagaimanabiasanya proses beradaptasi dan berkenalan dengan pegawai yang lainnya,ada salah satu pegawai wanita yang tadinya sih biasa-biasa saja, tidakmenarik perhatianku namanya Riri (bukan nama sebenarnya) dalamperjalanan waktu kami sedikit akrab karena kebetulan dia duduk disamping meja kerjaku.

Dari ceritanya ternyata dia hanya part time karena di rumah tidakada kerjaan, lagi pula dia baru datang ke Jakarta ikut suami, tubuhnyakecil mungil putih agak sintal aku taksir umurnya baru tiga puluhanlebih dikit, dia selalu memperhatikan setiap gerakku dan suka curipandang, kalau aku tatap dia tersenyum sedikit menggoda, karena itu akucoba berani bercanda mulai dari yang ringan sampai nyerempet-nyerempetporno, dia selalu menanggapi, suatu saat aku bilang..
“Ri, pergelangan kakimu seksi lho, coba aku pegang boleh nggak”.
“Boleh, kenapa gitu”, jawabnya.

Aku lingkarkan jari tanganku dan kuukur, ternyata jempol dan jaritengahku bisa ketemu dan di belakang mata kakinya ada lekukan yangtegas.
“Wah, gila ini perempuan pasti suaminya beruntung”.


Aku memang pernah dapat info bahwa ciri wanita yang demikian,istilah dengan teman temanku pokoknya tidak habis tiga ribu deh,(saking enaknya) hal ini yang bikin aku ingin mencoba kalau bisa.Kesempatan itu datang waktu dia bilang dia mau mengundurkan diri, akutawarkan..

“Kita rayakan perpisahan dengan jalan berdua mau nggak”.
Eh, ternyata ia bersedia, lalu sepulang kantor kuajak dia nontonbioskop, aku pilih cerita film yang sepi penontonnya dan memilih tempatstrategis, singkat cerita aku cuma sempat nonton seperempat cerita,karena kuberanikan pipiku kusentuhkan ke pipinya yang akhirnya berlabuhdi bibirnya, terasa bergetar bibirnya yang tipis dan lembut itu.

Tanganku mulai membelai dan dia diam saja aku tahu dia menahan nafasketika tanganku mulai mengunjungi sudut cita-cita laki-laki, semulapahanya bertahan namun renggang juga, lalu jemariku menerobos daricelah celana dalamnya, semula cuma lembab tapi sedikit sentuhan dititik celah bibir kemaluannya terasa licin dan segera membasahipermukaan dari bawah sampaihingga ke atas, kutekan sambil kugesekclitorisnya. Wow, kini clitorisnya mulai mengeras.

“Pulang yuk”, bisiknya, aku setuju.
“Pulang ke mana?”, pancingku.
“Ke motel, yuk”, katanya. Amboi hatiku deg-degan badanku agak demam karena membayangkan apa yang akan terjadi.
“Kamu nakal ya”, ujarnya sambil mencubit burungku.

Aku tak bisa mengelak karena kedua tanganku memegang stir mobil.Dalam perjalan itu ruitsleting celanaku dibukanya dan dengan sigapdikeluarkannya rudalku, tanpa canggung diselusupkan kepalanya diantarastir dan perutku, dihisap dan dijilatnya.
“Aah, gila kamu”, kataku.
“Biar saja, rasakan pembalasanku, balasan yang tadi di bioskop”, katanya.
Di motel, dia yang menyerangku.
“Sekarang kamu harus bertanggung jawab, dan harus dituntaskan di sini ya”, katanya sambil mendengus bernafsu.

“Tenang, tenang pasti, aku kan juga siap”, kataku.
“Ayo buktikan”, katanya sambil meremas rudalku yang juga sudah siap launching.
Kulepas bajunya dan Bra, dan bukit susunya seperti tidak berubahwalau tanpa BH kencang tergantung di dadanya dengan puting coklatmengeras, sambil kuhisap kumainkan lidahku berputar, dia merengekseperti anak kecil kegelian, kubuka roknya sekaligus celana dalamnya,kuturunkan ciumanku ke arah pusarnya dan kujilat lagi sekitar pusarnya.

Aku sengaja berhenti di situ walau aku tahu dia ingin lanjut, akuberdiri dan kini ganti dia yang melucuti pakaianku seperti yangkulakukan padanya, dia lakukan padaku tapi dia teruskan dengan menjilatpenisku. Wuiih, rasanya, mulutnya kecil, giginya kecil rasanya gelisekali, ini permainan lihai rupanya, akupun tidak mau kalah. Ditariknyatanganku ke ranjang dan rupanya dia sudah ingin dimasuki oleh penisku,tapi tidak aku turuti, aku ajak dia main 69 dulu, kumainkan clitorisnyadengan lidahku, kuputar dan kupijat bagian sisi clitorisnya yang basahdan mengeras.

Tiba-tiba dia merenggang dan mengerang panjang terasa clitorisnyajuga mengeras kejang, rupanya dia orgasme duluan tapi dia tidak bilang,Bukit bibir vaginanya kulihat mengembang, sambil kubiarkan diaistirahat untuk orgasmenya yang ke dua kuciumi paha bagian dalamnya,dia hanya bisa bilang, “Maas, maas”.

Kini ujung rudalku kuletakan di gerbang vaginanya yang mulai basahlagi, dia menarik pantatku agar segera merasakan batangku yang sudahseperti kayu, kuturuti tapi aku masukan dengan perlahan sekali, akuingin menikmati perjalanan batang penisku ke dalam lubangnya itu milidemi milimeter sepanjang batangku dan itu aku rasakan sangat licin,lengket pulen dan nikmat sekali, cairan vaginanya tidak banjir tapiagak lengket (inilah rasa vagina perempuan dengan ciri pergelangan kakikecil dan dekok).

Cerita Dewasa – Begitu perlahan dan Gentle aku masukan batangku sehingga terasadenyutan dinding vaginanya melumat batang penisku, setengah batangkumasuk, kuperintahkan dia agar melakukan penarikan otot vagina dananusnya seperti orang habis selesai berak, dan dia lakukan, Auu..,batangku serasa tersedot ke dalam, kutarik cepat batangku dia merengeklagi.
“Maas masukin doong”.

Begitu lagi kulakukan sampai beberapa kali sampai dia menggeramkarena nikmatnya, Teknik separoh masuk, tarik kemudian tusuk habis inikulakukan berulang sampai dia bilang..

“Ampuun Maas”, dan pada saat kubenam habis batang penisku dan akugoyang angka 8, kurasa kepala penisku menyentuh mulut rahimnya dan diamuncratkan orgasme yang ke-2, shhah kepala penisku diguyurnya gelingilu jadi satu, akupun tak tahan lagi. Pantatku dikepitnya keras-kerasseperti tidak mau dilepaskan, kami lemas dan berkeringat, dia bisikkanke telingaku..

“Maas Kamu hebat kayak superman”.
Pagi hari di kantor aku datang lebih dahulu, tidak lama kemudian diabaru muncul sambil tersenyum malu penuh arti, pada kesempatan jamistirahat makan siang dia curi bisik padaku..
“Mas, aku nggak jadi mengundurkan diri”, sambil tersenyum nakal.
“Lho, lalu”, kataku.
“Besok kita nggak usah nonton, tapi langsung ke tempat nikmat.., aku kangen Maas”, sambil berlalu.
“Besok ya Mas”.
“Ya.., ya.., yaa..”, jawabku.

Sekian.

Kategori:Tidak Dikategorikan Tag:,
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar